LINEAR.CO.ID | ACEH TIMUR – Wakil sekjend panglima laot Aceh, Miftach Cut Adek menyebutkan kedatangan Rohingya ke Aceh dengan dalih ditinggalkan awak kapal merupakan modus.
Sebanyak 184 imigran etnis Rohingya yang berasal dari Myanmar diturunkan di Desa Matang Peulawi, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Kapal yang membawa mereka diduga melanjutkan perjalanan setelah ‘manusia perahu’ itu mencapai daratan.
“Betul (kapalnya melanjutkan perjalanan). Itu jadi modus yang akan jadi masalah dengan hukum,” kata Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh Miftach Cut Adek, kepada awak media Senin (27/3/2023).
Menurutnya, modus serupa sudah dua kali terjadi di Aceh dan pertama pada 13 Maret lalu. Saat itu, imigran Rohingya mengaku kapal yang membawa mereka tenggelam sehingga hanya 21 orang selamat terdampar di Desa Padang Kawa, Kecamatan Tangan-tangan, Aceh Barat Daya (Abdya).
Namun setelah dilakukan pencarian oleh nelayan dan pihak keamanan, kapal mereka tidak kunjung ditemukan. Mereka juga berdalih tidak mengetahui titik kapal mereka tenggelam.
“Sudah dua kali kejadiannya (kapal kabur). Pertama di Abdya,” jelasnya.
Diketahui, sebanyak 184 imigran Rohingya kembali terdampar di Aceh. Kali ini, ‘manusia perahu’ mendarat di Desa Marang Peulawi, Kecamatan Peurelak, Aceh Timur.
“Mereka tiba jelang sahur sekitar pukul 03.30 WIB,” kata Miftach.
BACA JUGA : Diduga Supir Mengantuk, Mobil Expedisi Paket Tabrak Pembatas Jalan
Pengungsi Rohingya yang terdampar kali ini terdiri dari 94 orang pria, 70 perempuan dan 20 anak-anak. Keberadaan mereka mengagetkan warga setempat.
Masyarakat serta aparat keamanan lalu mengumpulkan mereka di satu lokasi di desa tersebut. Mereka juga diberikan nasi bungkus serta air mineral oleh masyarakat dan pihak terkait. (*)
Leave a Reply